Arti " ronggeng dan Bugis "

     


       Kata ronggéng dalam kaitannya dengan “ronggéng bugis“ merupakan suatu pengecualian karena penarinya bukan seperti dalam pengertian ronggéng pada umumnya. Nama tarian ini terdiri atas kata ronggéng dan bugis. Arti ronggéng yang sekarang berkembang di masyarakat Cirebon adalah penari wanita atau tandak primadona sebagai pelayan kehormatan (dalam hal teman menari) dalam
beberapa pertunjukan, misalnya tari Tayub, tari Ketuk Tilu dan sebagainya.
        Akan tetapi, kata ronggéng dalam kesenian ronggéng bugis, adalah penari pria yang berbusana wanita, sedangkan pengertian kata bugis adalah salah satu suku/ras bangsa di wilayah Indonesia,
yang mendiami pulau Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Kekecualian tersebut dapat dipahami, karena ronggéng yang dimaksud berbusana wanita tiada lain adalah wadam atau banci. Konon, di daerah Bugis, banci-banci itu adalah seorang bissu. Jadi ronggéng ini sebenarnya adalah prajurit yang menyamar menjadi telik sandi. Dengan demikian, pengertian Ronggéng
        Bugis adalah rongggeng yang berasal dari Bugis. Menurut Bambang Iranto, selaku pinata keraton Kacirebonan, menuturkan bahwa pada wayang Cirebon, ada sebuah wayang dengan
tipe sepasukan prajurit Bugis yang menakutkan bagi musuh. Kata Bugis juga berarti nama makanan tradisional Jawa Barat, berwarna hijau, yang terbuat dari ketan dan entén (kelapa parut yang diberi gula jawa) berbentuk seperti nagasari/pipis. Makanan itu serupa koci, sehingga disebut juga bugis koci. Makanan ini merupakan kuliner khas Cirebon yang menyertai upacara-upacara adat atau kenduri.
          Tari Ronggeng Bugis temasuk tarian jenaka, yang lucu dan menghibur, dikenal oleh masyarakat Jawa dengan nama dagelan. Berbeda dengan tari Ronggeng lain, tari Ronggeng Bugis ditarikan oleh laki-laki, selain itu keberadaan tari Ronggeng Bugis sendiri sudah diakui oleh masyarakat Cirebon kota dan Cirebon barat. Masalah penelitian yaitu Bagaimana Eksistensi Tari Ronggeng Bugis di Sanggar Pringgadhing Plumbon Cirebon.
           Tari Ronggeng Bugis pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati dijadikan sebagai alat komunikasi kerajaan dengan musuh untuk mendapatkan sebuah informasi yang bisa menguntungkan bagi pemerintahan Sunan Gunung Jati. Sampai saat ini Tari Ronggeng Bugis biasa ditarikan oleh laki-laki bukan perem puan. Karena keunikannya itu Tari Ronggeng Bugis menjadi salah satu kesenian yang disukai oleh masyarakat Cirebon. Mulai dari kalangan orang dewasa hingga anak-anak menyukai tarian yang menghibur seperti tari Ronggeng Bugis ini.
     Tari Ronggeng Bugis yang telah dikembangkan oleh alm. bapak Handoyo pertama kali dipentaskan pada acara Festival Keraton Nusantara 1994, selanjutnya tari Ronggeng Bugis selalu diikutsertakan dalam acara Festival Nusantara tersebut yang dimulai pada tahun 1994 di Yogyakarta.
       Menurut penuturan dari bapak Dayat dan bapak Wili yang merupakan penari dari Tari Ronggeng Bugis di Sanggar Pringgadhing, Tari Ronggeng Bugis dibawakan oleh duta budaya Pramuka Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon ke berbagai daerah seperti pada tanggal 22-23 september 2002 di Lampung Selatan, 23-31 Agustus 2005 di Kepulauan Seribu, tahun 2008 ke Palembang. Keikutsertaan tari Ronggeng Bugis tersebut tidak terlepas dari peran pelatih dan para penari Ronggeng Bugis di Sanggar Pringgadhing yang mengajarkan tari Ronggeng Bugis kepada mahasiwa di STAIN Cirebon.
      Kemudian Juni 2009 tari Ronggeng Bugis Sanggar Pringgadhing dipertunjukan pada festival di Jambi. Kemudian dalam acara Car Free Day Siliwangi Kota Cirebon 2014, Pembukaan Hotel Batiqa Cirebon 2015, pergelaran seni budaya tradisional di Taman Budaya Bandung Jawa Barat 2015 dan 2016, Festival Pesona Cirebon Maret 2016, Haul Bapak Handoyo Agustus 2016, Anjungan Jawa Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) 2016, April 2017 turut berpartisipasi dalam Hari Jadi ke-246 Kabupaten Gianyar Bali, dan terakhir ini tari Ronggeng Bugis Sanggar Pringgadhing juga ikut serta dalam mengisi acara dalam rangka Pemilihan Jaka Rara Kota Cirebon pada 21 Mei 2017. Eksistensi tari Ronggeng Bugis di Sanggar Pringgadhing telah ditunjukan dengan adanya pementasan-pementasan yang dilakukan sampai tahun 2019.
      Sanggar Pringgadhing juga tidak jarang menjadi Pengisi acara pada acara-acara hajatan, seperti untuk acara mapag panganten dan juga organ tarling

Posting Komentar

0 Komentar