Ronggeng Bugis Sebagai Alat Mata Matai Kerajaan Pajajaran


    Banyak sekali warisan budaya yang dimiliki Kota Cirebon. Salah satunya adalah kesenian tari tradisional yang bernama Tari Ronggeng Bugis, atau Tari Telik Sandi.Sepintas, jika dilihat dari namanya, mungkin kita akan mengira kalau tarian tersebut berasal dari suku Bugis, di Sulawesi Selatan. Namun nyatanya, tarian ini asli berasal dari Cirebon.
     Salah satu pelaku seni di Cirebon, Ikhwan mengatakan, tari Ronggeng Bugis adalah jenis tarian dengan unsur komedi, yang dimainkan oleh satu atau beberapa penari laki-laki yang menggunakan busana perempuan. Biasanya mereka akan mengenakan busana mirip badut, supaya bisa memancing gelak tawa dari para penonton.
     Nama tarian tersebut berasal dari dua suku kata, yakni Ronggeng dan Bugis. Kata Ronggeng sendiri memiliki makna sebagai penari perempuan. Sedangkan kata Bugis adalah nama dari salah satu suku di Sulawesi Selatan.
    Menurut sejarahnya kata Ikhwan, kala itu Sunan Gunung Jati membentuk sebuah kelompok yang diberi nama Pasukan Telik Sandi. Pasukan tersebut bertugas untuk memata-matai wilayah Pajajaran, dengan cara melakukan penyamaran sebagai seorang penari ronggeng, yang dilakukan oleh orang Bugis di Cirebon.
"Dari penyamaran itu munculah Tarian Ronggeng Bugis, yang semua penarinya adalah laki-laki," tambahnya.
Ikhwan sendiri mengaku, saat ini tarian tersebut sudah menjadi salah satu pertunjukkan rakyat yang sangat menghibur. Namun sayangnya, tarian ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat.
 “Sekarang tarian ini menjadi seni pertunjukkan rakyat yang sangat menghibur.Tapi sayangnya, belum terlalu dikenal oleh masyarakat," pungkasnya.
Menurut cerita, tari Ronggeng Bugis ini tercipta atau diilhami dari kisah sejarah masa lalu, ketika Kerajaan Cirebon diterima oleh Kerajaan Bugis, baik di era Galuh, masa Portugis, maupun masa kolonial. Bugis tidak diperlukan lagi, mereka kembali ke Bugis. Sebagian kecil sisanya meninggalkan diri karena telah menerima betah dan diperlukan perkawinan dengan orang Cirebon.
  Pementasan Ronggeng Bugis diiringi oleh gamelan / waditra yang terdiri atas: kelenang, gong kecil, kendang kecil, kecrek, dan saron.
 Para penari semuanya laki-laki yang menggunakan kebaya berwarna menyolok dan terang. Sanggul kecil ditempelkan di belakang kepala pada posisi miring. Make up menyolok dan gambar bibir yang dihiasi begitu perpaduan seluruh hiasan yang digunakan memunculkan kesan lucu yang mengundang tawa. Tata rias dan pakaian yang digunakan tidak selamanya mentah. Semua dapat diubah-ubah sesuai dengan bayangan yang akan mengundang gelak tawa penonton.
  Jumlah penari pada satu pementasan tidak ditentukan secara khusus. Rata-rata perbandingan antara empat hingga sembilan orang. Jumlah penari akan disesuaikan dengan luas arena pertunjukkan. Tarian ini rata-rata dibutuhkan arena cukup luas karena dilakukan dengan gerakan lincah; penuh gerakan atraktif; dan dilakukan oleh beberapa penari.
 Perjalanan tari dimulai dengan percakapan seorang penari yang memperagakan gerakan lucu. Gerakan menari yang dibawakan beritmik pelan dan gemulai. Setelah itu, muncul enam penari lain beriringan melakukan gerakan tari yang sama, berlenggang-lenggok dengan berbagai gerakan. Gerakan selanjutnya adalah gerakan yang mengandung cerita lucu. Berbagai gerakan lucu ini berlangsung antara sepuluh hingga lima belas menit. Kelucuan tidak terbatas pada gerakan, juga menggunakan hiasan yang dikenakan. Misalnya sanggul salah seorang penari copot, lalu sanggul ini dilemparkan ke arah pemain gamelan, dan lain sebagainya.
 Jalannya diputar, dilakukan di panggung pertunjukan diawali dengan tetalu kurang lebih selama 5 menit. Penari keluar pada penampilan pertama gerak tarinya masih lembut. Pada gerakan berikutnya, gerak tarinya lincah dan dinamis, semua anggota tubuh termasuk mata, mulut dan rambut digerakkan dengan lucu dan di dominasi oleh gerak mengintai dan bergerak. Jika sudah selesai, maka diakhiri dengan gerak tari berjalan. Penari Telik Sandi biasa ditarikan oleh minimal 4 orang bahkan bisa sampai belasan orang. Namun setiap individu penari dapat melakukan improvisasi gerak sesuai dengan gaya masing-masing.













Posting Komentar

0 Komentar